Sabtu, 01 September 2012

Tugas KOMPAS

Artikel I
Halaman 2 : RUU DESA
"Kunjungan ke Brasil hanya Pemborosan Anggaran"
dalam artikel ini dituliskan bahwa panitia khusus DPR RUU Desa tidak perlu studi banding ke Brasil karena materi RUU telah banyak terkumpul, dimana penggunaan dana dalam program ini yang berjalan selama 1 minggu di Brasil menghabiskan Rp 1,6 miliar, dan jika dana tersebut dimanfaatkan untuk program lain akan lebih banya mudratnya. "...Pergi ke Brasil pun tidak akan ada gunanya. Indonesia dan Brasil sangat berbeda sosial-ekonominya..." kata Yuna.

Opini saya :
seharusnya para pengurus panitia khusus DPR RUU, terlebih yang diberangkatkan mengikuti studi banding ke Brasil dapat mempertimbangkan penggunaan dana yang besar dengan baik. Indonesia bukan negara maju namun masih sebagai negara berkembang yang artinya masih banyak yang harus dilakukan sebagai wujud terciptanya negara maju, seperti banyaknya angka pengganguran, lapangan kerja terbatas, kemiskinan serta banyak bencana alam yang melanda penduduk yang saat ini membutuhkan biaya itu. Rp 1,6 miliar dimanfaatkan hanya pada 13 orang pejabat yang kepentingannya tidak menyangkut hidup dan mati, sedangkan dana tersebut bisa dimanfaatkan lebih luas, lebih membantu mereka-mereka yang entah nasibnya bagaimana esok. Jadi, pemimpin bangsa harusnya lebih dapat menempatkan diri, jangan egois.

Artikel II
Halaman 8 : Kilas Luar Negeri
"Jepang protes Insiden Bendera"
Kedubes Jepang mengajukan protes setelah seorang pria China merenggut bendera Jepang dari mobil yang membawa Dubes Jepang untuk China di Beijing(27/8). Juru bicara Kemlu Jepang mengatakan, terlalu berlebihan jika dikatakan sebagai serangan namun Kedubes Jepang tetap mengajukan protes keras pada Kemlu China.

Opini saya:
Bagi setiap negara manapun yang benar-benar menghargai negaranya sendiri pasti akan merasa harga dirinya terinjak jika bendera yang dibanggakan tidak dihargai apalagi oleh pihak negara lain. Hal seperti ini patut di contoh sebagai generasi muda, generasi muda harus memiliki sikap nasionalisme yang tinggi, harus bangga pada negaranya yang apa adanya. Oleh karena itu, jangan ada konflik diantara bangsa dan negara, buat hal yang membanggakan dan cintalah akan negaramu sendiri.

Artikel III
"E-KTP DKI Terhambat" -- sebagai sebuah masalah
Masalah-masalahnya adalah sebagai berikut :
1. kurangnya partisipasi aktif warga membuat e-ktp
2. alasannya sering kali karena sibuk
3. banyak warga yang sudah pindah ke wilayah lain, tetapi tidak melapor
Solusi :
Diberikan wejangan-wejangan ataupun iklan kepada penduduk mengenai pelaporan kependudukan serta tidak membebani para penduduk mengenai masalah biaya, sebab tidak jarang warga yang tidak melapor dengan alasan "repot", "biaya mahal".
Untuk tim pembuatan e-ktp, lebih mengerahkan petugas-petugas yang lebih, bekerja jujur, cekatan dan bertanggung jawab sehingga daerah pinggiran pun dapat turut aktif dalam program pemerintah ini.
Jika alasan warga sibuk, sebaiknya diberikan kesadaran kepada masyarakat akan pentinya program ini sehingga warga tidak sepele dan dalam prosesnya diberikan fasilitas oleh pemerintah sendiri.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar